Aku adalah dunia, orang-orang boleh datang dan juga mati, menangis dan tertawa, sejauh mata memandang aku tampak tak bertepi. Aku dapat dirusak dan merusak. Tapi aku sombong dengan dunia yang maha luas ini . aku terlalu tamak dengan menjadi dunia ini
Aku… aku tak bisa untuk menjadi dunia ini sendirian (15 maret 2008- 14:24:32)
Aku berjalan ditepian pantai bagian utara, sudut kulihat bebatuan seolah tegar oleh hempasan ombak berulang-ulang, menatapku kelangit tak jua damai, ku terus berlari , aku tak kuasa olehnya, siapa yang gerangan yang memiliki kelopak mata indah itu, yang tatapannya mengubah arah angin ambisi menjadi cinta
Kemisteriusannya mampu menjawab segala pertanyaan, menopang langit , memberikan kekuatan pada sayap-sayap burung , menambah semerbaknya kuntum. Selembut embun fajar, sekelabat rasa aneh yang mampu memekakkan setiap telinga yang mendengarnya, silaunya membutakan setiap mata dan meledakkan setiap kepala yang memcoba memikirkannya. Seribu puisi telah gagal menterjemahkan rasa ini.
Cu juga termasuk manusia yang telah gagal melukiskannya, tapi cu merasakan kehadiran ai yang palsu ketika cu menutup mata
Cu berharap bahwa cu bisa menjadi yang terbaik tuk ai , cu akan tetap berusaha tuk bahagiakan ai semampu cu karna cu sadar, cu takkan pernah dan takkan mungkinmenjadi seperti mentari yang selalu menghangatkan
Sory lupa, ai mungkin dah tidur berlayar di pulau maya. Undang aku kedalam jamuan mimpi indah itu. Dingin mengelitik kalbu, terbalut hayal kerinduan . aku selalu teringat kala sendiri, tergoda oleh wujudmu yang abstrak . jemariku menapaki jalan berliku, menempuh terjalnya dimensimu
Panas membahang, membakar pribadi nan sunyi, memanggang asa yang kian deras. Sanggup menghentikan aktivitas kerja sel otak sebelah kanan. Ia menghanguskan seluruhnya dan hanya menyisakan satu rasa. Kewanitaanmu benar-benar membuat aku menjadi gila
Langit timur membiru sebiru selang nadi ini, yang mengalirkan denyut-denyut kehidupan. Sedikitpun kau tak boleh ragu tuk berhenti mengalir , atau kau akan menemui kegelapan , dan akan membiru selamanya, hanya ada dua jawaban atas pertanyaan (ya atau tidak) tak ada tempat bagi yang ragu
Setiap kali kita membuka mata dipagi hari kita dihadapkan pada jutaan pilihan. Kepastian bagi kita hanya untuk memilih 2 pilihan . satu pilihan untuk diri kita dan yang ssatu lagi untuk orang lain. Apakah pilihan kita nanti? Itu akan menentukan arah kebahagian setelah mata ini tertutup kembali
Kisah ini dimulai kira-kira sepuluh tahun yang lalu, berkali-kali layu…. Terhenyak oleh kebisuan jiwa nan ragu.
Kenapa bisu?
Kenapa mesti ragu?
Air mata bukan pertanyaan yang mesti dijawab. Ai jangan pernah nangis lagi, cukuplah masa lalu itu, jangan biarkan ia membunuh masa depan
Sama…. Cu juga rindu, tapi kadang jarak adalah cobaan terberat dalam membentuk “bingkai” kita . tapi setelah semua itu berlalu, yakinlah tak ada satu kuasa pun yang mampu meleburnya. Kadang cinta itu seperti malam : lembut , damai , tenang , hangat, namun, bersamaan dengan itu pula malam kejam dan mencekam
Hatiku terentas…
Ada sederet kata tak terselesaikan disana hadirmu kala sunyiku
Merpatiku…
Gempita malam indah terangkai oleh bias-bias mega yang tertutupi kabut . galak tawa sekumpulan burung-burung hantu memamah fajar di aidil fitri
Aku datang untukmu, peluk,tawa cemas, dan tangismu disaku harapan masa silam…
Maaf… aku rindu
Sayang, ketika aku sampai di dermagamu, aku hampir saja terpeleset, aku kira papannya miring, tapi ternyata kaki ku yang licin. Waktu terus bergulir , terus menambah usia hubungan ini . aku tersadar ketika senyum tipismu menusuk mataku, aku tak bisa terlelap lagi. Aku ingin melakukan perjalanan panjang bersamamu , dan menghabiskan waktu untuk melihat sunset ditepian pantai kuala bersamamu
The truth is always simple. Jangan pernah takut pada awan hitam karena mentari sedang menunggu dengan senyum disebaliknya.
Secarik senyuman lebih bearti dari singgasana yang tergenang oleh air mata. Menangis hanya dapat menjadi tombak yang siap menghujam kehidupan
Cu bukan anak garam yang mudah lebur dengan jarak. Rasa sayang cu buat ai selalu hadir di tiap cu memejamkan mata ini
Sayang ai masih menyelimuti hari-hari cu begitu pun sebaliknya
Jujur kadang rindu ai, mengikat sayap cu tuk terbang
Kalau memang rindu itu ibarat permata sekalipun , cu akan buang dia ke ujung dunia
Cu… usahakan selalu ada tuk ai seperti embun yang selalu ada tuk kelopak
Kita memiliki dua wajah … satu wajah, selalu kita berikan orang lain untuk melihatnya, wajah ini manis, lembut, ceria, baik, pengertian, kuat, tegar, dan wajah yang satunya adalah, wajah kita yang asli. Wajah bengis, angkuh, picik, licik, penuh ambisi, kasar, buas, dan egois pun wajah manakah yang harus yang kita pakai hari ini?
Dulu aku pernah mendengar suara itu. Hingga saat ini pun masih kentara gaungnya terasa. Senyum tawar itu berkali-kali menikam ego ini. Aku kuat tapi aku rapuh, aku ada dan aku hilang. Serasa ada duri dihatiku . berkali-kali aku bangkit, namun berkali-kali juga aku runtuh. Hatiku kembali bergelombang saat kapal cintamu merapat dihatiku
Mata itu menatapku. Mata itu menamparku. Mata itu pula yang menyadarkan aku. Mata itu yang membuatku selalu teringat pada dosa silam,. Mata itu menghakimiku.
Mata itu….
Sungguh aku terpenjara oleh tatapanya yang lembut
Siang baru saja menutup usianya tak ada lagi kekaguman atas kesombongan matahari. Tapi kaulah matahariku dan malamku jadi tak ada alasan tuk aku berhenti dari kekaguman
Aku tak ingin engkau jadi pendudukku. Apalagi menjadi satu-satunya, tapi aku mau kau menjadi dunia bersamaku . tidak ada lagi duniamu dan duniaku tapi dunia kita…..
Tidak menjadi dunia milik kita berdua… tapi berdua menjadi satu dunia. Dimana orang-orang boleh menangis dan tertawa
Mf cu terlalu egois.
Merpati putih terbang dengan dua sayap terkatup ranting rapuh tak berdaun mata sayu tumpul tak bermaya hilang kaki kayu menua dimamah usia hanya baju tak bermotif hidangan syurga tak berniscaya dirimulah diriku
Dimana waktu bermula, dimana siang terterang, dimana gelap bermalam, dimana jasad bersemayam, ketika durja menggantikan kata, indah tak bermula, disini adalah tujuan , dan setiap tujuan dimulai disini
(……………) barisan titik-titik ini mungkin telah usang. Mesti berlaga, meski ia tak bermaya , kaulah dewi , ketegaran bak teratai . aku melihat wajah disaat bunga kembang sepatu sedang tumbuh. Lembut melati yang menyejukkan . tak juga seperti kaktus kecil yang ikut menantang ketajaman gurun. Kau tegar, hingga terlalu manis tuk menangis. Harus berhutang banyak tatkala kau jauh
Untukmu pemilik mata cina yang manis . bak pelangi, hadir dan badaiku pun berlalu, sauh jauh bunga rampai di timur, memberi nyawa pada penciptaan dengan perangi keterasingan . engkaulah tujuan itu yang dulu terlihat kabur . menyibak sebuah destinasi semu yang menjanjikan…
Meski maut berdendang di telingaku, tampaknya aku ingin sekali menari bersama cintaku… menarilah bersamaku ai …!?
Tunjukkan pada serigala buas di luar sana , jika kita masih mampu menghentakkan kaki… menari cha cha cha….
Wajah itu…?! Ya itu dia. ! hampir saja aku lupa entah hatiku atau otakku yang lebih dulu menebaknya hay…!? Aku disini!................... hhhhhhmmmmm
Aku sangat yakin, kalau kau adalah mimpi buruk yang ku tunggu… aku menunggu bertukar posisi dengan kelinciku….. rebut..? kau kan ku reguk… tandang..? lantang kutantang..sikut…? ku tak takut….!
Aku tetap tak percaya…. Menipuku bukanlah hal yang kebetulan……………itu bukan kau, jangan paksa aku…! Kau tak begitu … aku kenal warnamu, aku kenal tempaatmu, harummu , aku kenal kau tak binal, aku kenal gendangmu, gemingmu, aku kenal…….. aku kenal………. Titik…!!
Lebih dari itu aku lebih memilih buta , tatkala kembang sepatu tak lagi menjadi memori, sekarang aku lebih memilih nyiur yang melambai , ketimbang desiran angin memecah di bola-bola darah bekuku… kau balas memanggilku sayang , ketika ku bilang sayang padamu, kasih ku beri berbalas kisah romansa senja di ujung beranda…………. Mengerti aku ketika kau bisu kutanyakan apakah kau mencintaiku……????
Janganlah dirimu merajut kusut pada lembaran kecil…….. biarkan orang yang merasakan hangat sinarnya…. Still love you
Senyumlah meski dikejar………
Hatimu semakin cepat-cepat berlari…..
Pelukku menjagamu hingga kau tertidur hingga tak terasa mentari kuning muda juga tersenyum melihat senyummu yang lucu
Hari ini mimpi kembali menghampiri sadarku. Terperangah dengan kesucian kerudung putih . aku baru menemukan gadis pemilik mata cina yang manis, membawa keranjang harapan penuh cinta. Bolehkah aku melihat matamu hingga mataku buta. Tak peduli ia jika harus keluar dari cangkangnya
Ai adalah rembulan , yang hanya dengan cahayanya, mampu membuat malam yang gelap menjadi indah , sinar kasih mu yang lembut bak belaian mesra sang dewi
Setelah ketemu ai , cu tidak pernah bermimpi lagi dan tidak mau bermimpi………….. soalnya mimpi itu sudah nyata. Ai lah mimpi cu
Oh sayang cu, datanglah pada cu. Cu ingin bertemu . jubah rindu yang ai berikan terlalu ketat, buat cu sesak. Hembuskanlah nafasmu yang, tuk cu kuat berdiri
Lihat dahan nyiur tertunduk wajar . hujan menutup keindahan langit malam. Berlari dan mencari aku lembab tak berawan melewati hari-hari berat bersama bintang
Siang baru saja menutup usianya . tak ada lagi kekaguman atas kesombongan matahariku dan malamku jadi tak ada alasan tuk aku berhenti dari kekaguman.
Harusnya aku menunggu lebih lama lagi tuk berteduh di bawah derail rintik. Atau mungkin aku terlalu ragu hingga berkali-kali kereta meninggalkanku………….
Reruntuhan hujan di pematang jingga , sempat mematahkan hatiku tuk beberapa langkah. Kesetian paying merah itu yang membuatku tak dapat memandang cinta di ujung rendanya.
Haruskah…….. sekeping kecil hati ini dibelah lagi menjadi dua . terkadang rasa yang ada kini , aku harus melebarkan lagi dindingnya.
Kenapa….
Dan kenapa pula aku selalu ragu kalau ia mampu menaahan segala rasa dan asa…
Aku masih cemburu dengan hatiku dan tak membiarkan cinta mencintainya.
Aku berjalan ditepian pantai bagian utara, sudut kulihat bebatuan seolah tegar oleh hempasan ombak berulang-ulang , menatapku kelangit tak jua damai , ku terus berlari , aku tak kuasa olehnya . siapa yang gerangan yang memiliki kelopak mata indah itu . yang tatapannya mengubah arah angin ambisi menjadi cinta